Pengertian Pendidikan

238311569958724Ahli filsafat menyebut manusia sebagai “hewan yang berfikir”, sosiolog menyebut manusia sebagai “makhluk yang bersosial”, ahli agama menyebut manusia sebagai “makhluk yang memiliki fitrah (potensi untuk beragama), dan ahli pendidikan menyebut manusia sebagai “homo educandum” atau “homo educable”. Semua istilah tersebut mengarah pada penjelasan bahwa manusia pada dasarnya memiliki “sesuatu kelebihan”.
Secara sederhana pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itu sering dinyatakan bahwa pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha manusia melestarikan hidupnya.
Beberapa definisi pendidikan berikut dapat dijadikan sebagai perbandingan:
– Prof.Langeveld, Pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa agar orang yang belum dewasa mencapai kedewasaaanya.
-Prof.N.Driyarkara, Pendidikan adalah usaha memanusiakan manusia.
-Carter V.Good dalam “Dictionary of Education”
a. pedagogy (1) the art, practice, or profession of teaching
b. The systemized learning or instruction concerning principles and methods of teaching and of the student control and guidance; largely replaced by the term education.
-Juga masih menurut Carter, pendidikan (education) adalah
(1)Proses perkembangan pribadi
(2)Proses sosial
(3)Professional cources
(4)Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh setiap generasi bangsa.
– Higher Education for American Democracy
Education is an Institution of Civilized society, but the purposes of education are not same in all societies. And educational system finds is the guiding principles and ultimate goals in the aims and philosophy of the social order in which it functions.
-Menurut Prof. Richey: “Pendidikan” berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, teruama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di sekolah saja.
-Menurut Prof. Lodge, bahwa perkataan “pendidikan” dipakai kadang-kadang dalam pengertian yang luas, yaitu semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan. Dalam pengertian yang sempit, pendidikan di batasi pada fungsi tertentu di dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat-istiadat (tradisi) dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakat itu kepada warga masyarakat generasi berikutnya, dan demikian seterusnya.
-Prof.Brubacher: pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman, dan dengan alam semesta. Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi manusia; moral, intelektual dan jasmani (pancaindera), oleh dan untuk kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidupnya.
Dari berbagai rumusan pendidikan di atas, penulis berkesimpulan bahwa pendidikan tiada lain adalah upaya manusia untuk mengembangkan dirinya. Karena itu dapat dirumuskan definisi pendidikan, sebagai usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan potensi fitrah insaniah pada dirinya menuju tercapainya insan paripurna. Fitrah yang dimaksud dalam definisi ini adalah potensi dasar yang ada pada setiap manusia.
Bagi penulis sendiri, Fitrah pada diri manusia merupakan potensi kesucian, yaitu suatu potensi kebaikan yang menjadi modal awal bagi manusia di dalam perkembangan selanjutnya. Dan tugas pendidikan lah untuk menjadikan potensi fitrah itu berkembang ke arah yang lebih baik.
Konsep ini sejalan dengan firman Allah swt di dalam al-Qur’an surah Ar Rum ayat 30, yang artinya:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu (secara kodrati memihak kepada kebenaran). tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia pada hakekatnya adalah memiliki hati nurani, yang selalu memancara dan berkecenderungan untuk berbuat baik, suci dan benar.

Tinggalkan komentar